Sunday, December 9, 2012

Makna simbolik didalam rumah adat jambi



A.    Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan negara yang kaya unsur seni dan kebudayaan. Terdapat banyak jenis kebudayaan di Indonesia, seperti tarian, lagu, alat musik, musik, patung, pakaian, makanan, rumah adat, dan lain-lain. 
Saya akan membahas jenis kebudayaan berupa rumah adat Jambi. Rumah adat  adalah kelengkapan yang digunakan atau ditempati oleh masyarakat tertentu (khususnya di Indonesia) yang menunjukkan etos kebudayaan masyarakat Indonesia. Bentuk rumah tersebut bermacam-macam sesuai dengan daerah yang ada di Indonesia. Rumah adat merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang bersifat khas dan bermutu dari suku bangsa yang ada di Indonesia. Kekhasan tersebut dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah yang dapat mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga.  
Rumah adat pada dasarnya berguna untuk menutupi atau melindungi manusia dari kondisi lingkungan sekitar yang cenderung berbahaya, baik pelindung dari terik maupun dari dingin yang mencekam. Selain untuk pengamanan jasmaniah, terdapat pula fungsi-fungsi menurut pesan-pesan nilai budaya yang terkandung di dalam rumah adat Indonesia, yang berkaitan pula dengan aspek-aspek lain dari kehidupan berkebudayaan1.
Pemahaman nilai budaya yang dipesankan itu biasanya lahir melalui simbol-simbol dari berbagai macam hias rumah adat Indonesia dari suatu masyarakat. Misalnya saja rumah adat Jambi yang menempatkan dapur di ujung (akhir/belakang) bagian rumah. Hal ini merupakan simbol bahwa wanitalah yang mengurusi semua yang bersifat perempuan, dalam hal ini menyangkut keuangan dan kegiatan rumah tangga.
Kemudian, ruang tamu yang terdapat di bagian depan rumah adat Jambi merupakan simbol kekhasan lelaki yang tidak bisa diganggu oleh perempuan. Hanya laki-laki yang berhak bertemu dengan berbagai pihak demi keperluan mencari nafkah.
Pada umumnya, rumah adat Indonesia itu tidak hanya berfungsi melindungi satu kepala keluarga saja. Kebanyakan rumah adat Indonesia merupakan rumah yang memang diharapkan mampu dihuni oleh beberapa kepala keluarga sehingga anak-anak si pemilik rumah pun bisa menempati rumah tersebut setelah menikah. 
Akan tetapi, penempatan rumah adat Indonesia tersebut bukan berarti dapat dilakukan seenaknya. Ada beberapa kode etik yang mesti diperhatikan jika ingin menempati sebuah rumah adat.Kode-kode tersebut tentu saja didasarkan pada kebiasaan masyarakat setempat mengenai tradisi suatu hal, termasuk penempatan rumah adat Indonesia. Rumah adat Indonesia mempunyai ketentuan-ketentuan pemakaiannya. Misalnya, siapakah orang yang bisa menempati rumah tersebut. Baik laki-laki maupun perempuan biasanya diharuskan untuk memenuhi beberapa syarat adat tertentu agar bisa menempati rumah tersebut. 
Sebagai contoh penempatan rumah adat Indonesia terdapat pada orang baru yang akan menempati rumah adat Jambi adalah menantu perempuan karena perempuan di Jambi dianggap telah dimiliki sepenuhnya oleh pihak laki-laki, sedangkan di Minang, orang yang bisa menempati rumah adatnya adalah laki-laki yang dibeli atau dilamar oleh pihak perempuan.
Ada juga yang menganggap bahwa rumah adat Indonesia bukanlah rumah yang seenaknya bisa ditempati, tapi juga harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menempatinya, atau bahkan hanya bisa dipakai untuk keperluan adat tertentu.
Selain tradisi setempat, ada juga hal lain yang merupakan ciri khas rumah adat Indonesia. Hal tersebut adalah bentuk rumah adat yang dibangun dari bebatuan atau kayu-kayuan. Hampir seluruh rumah adat Indonesia terbuat dari bahan-bahan tersebut.
Hal ini mungkin disebabkan oleh pada zaman dahulu belum ada bahan-bahan bangunan yang bisa digunakan untuk membangun rumah sehingga yang bisa dilakukan adalah menumpukkan batu-batu besar dan menganyam rotan, kayu, dan bahan-bahan alam lainnya. Bentuk anyaman rumah adat Jambi biasanya disebut ‘bilik’.
Aspek budaya pun berpengaruh terhadap jenis-jenis rumah adat Indonesia. Sebagai contoh, bentuk atap, hiasan ukiran, dan anyaman kayu atau rotan yang berbeda-beda di tiap daerah memperlihatkan bahwa tiap daerah memiliki ciri kreativitas tersendiri. 
Kebanyakan suku-suku di Indonesia memercayai bahwa rumah adat Indonesia merupakan gambaran kosmologi yang menggambarkan susunan keberadaan semesta. Pembuatan rumah adat tidak bisa dibuat sembarangan berdasarkan selera arsitektur pemiliknya. Variasi bentuknya bisa bermacam-macam, tapi polanya harus tetap ditaati.

Klik disini untuk baca selengkapnya